Langsung ke konten utama

Postingan

Takkan kupalingkan

Takkan kupalingkan wajahku. Hari ini daku kan ingat selalu Nestapaku yang terakhir duka yang terdalam Takkan kupalingkan wajahku. Hari ini kan kulambungkan sanjung-pujaku Terasa diri sirna di mata-Mu Gusti. . . Takkan kupalingkan wajahku. Tengadah dungu dan hampa Aku abu aku debu aku zarrah di ma ta Mu Allahummaghfirli . . . (1969)
Postingan terbaru

Senja yang biru

Angin pun letih. Berhentilah sebentar istirahat Mentari luka. Meleleh di balik senja Biru Burung-burung duka. Menggebu O dukaku, nestapaku datanglah. Segera mendaratlah engkau di sini. Sungai-sungai derita Keluh angin dan senja yang biru Sekilas berdenting lagu mendatar berguling-guling Hilang. Berhenti. Berdentam di balik kenangan Berderap sepatu-sepatu badai. Sangsai Menangis ia. Alam yang biru Pucat. Senja yang biru Siapakah itu yang menari-nari di padang hijau Rumputan seakan menyala. Terbakar mentari yang timbul-tenggelam dalam duka dan tangis Siapakah engkau yang memacu dukaku, meniti sepanjang sisa-sisa cahaya surya? Senja yang biru Biru selamanya Duka. Duka Biru dan Duka (1969)

Di depan-Mu aku sirna mendebu

Di depan-Mu aku sirna mendebu Engkaulah segalanya kekekalan sempurna Di mata-Mu semesta lenyap mengabu Engkaulah yang abadi serba dan maha Semua berasal dari pribadi-Mu sumber segala apa pun Semua kembali ke dalam ruh-Mu inti hakikat maha anggun Kediamanku adalah kediaman-Mu Itulah puisi Keasyikan yang lena terlupa lelap dalam kantuk nikmat Di depan-Mu aku sirna mendebu Berlaksa mimpi berlaksa puisi Diam bertabur hikmah Di depan-Mu aku sirna mendebu Tiada apa pun tiada kata tiada suara tiada rahasia Engkau sendiri aku sendiri (1969) 

Anak kecil

Begitu ia tersenyum seperti tak ada apa pun yang mesti direnung Tak kenal kata basi tak ada yang bisa mati Dan ketika ibunya pergi ia pun menangis sehari-hari Ia tak pernah berpikir tentang nasib dan takdir Ia tak pernah acuh tentang kasih-sayang yang bakal menjauh Bila dibacakan padanya sebuah kitab suci ia pun tak pernah bertanya dalam hati adakah hubungan antara mimpi dan mati hakikat diri arti dan rezeki Bila ia bertanya tentang Tuhan maka sulit buat meyakinkan apa memang harus ada kebenaran dan peperangan ada pula sandang pangan perdamaian dan kesejahteraan Sebab ia pun tak pula pernah mengerti apakah kasih-sayang dan kepalsuan kemiskinan, kesengsaraan dan kejahatan Sedang kita sendiri terlalu sulit memikirkan pusing dan memuakkan sebab semuanya serba meragukan kata di bibir pun hanya mampu disunggingkan Anak kecil terlalu kecil ia buat dunia ini Terlalu kecil ia buat mengerti bahwa lebih baik ia mati daripada kelak ia hidup sendiri dala...

Malam

Aku berjalan terjumpa malam malam adalah jeritan insan Adalah cinta yang bekata kali ini cinta bumi, cinta alam cinta manusia, cinta kesegalaan Mentari pin istirahat lelah sementara bulan terjaga megah tapi merindukan seperti keharuan dala pelukan keindahan Dan bintang-bintang pun menebar jala-jala bagai rerajut mega dan awan menjaring angin lembab dan suara-suara gaib Malam, tumpuan doa dalam bayang dan kenang ramuan dosa dan sajak sumbang Malam ini mimpiku lahir dalam angan sedang Kau membayangkan pribadi kasih-sayang Aku menapak terjumpa malam dalamnya kudengar duka insan Kurasa berlantunan suara kegaiban darinya bertabur resapan jiwa kemanusiaan (1962)

Pertemuan

Mengapa kau mengendap-endap di sana memburu jalanku berkelana? Dialah bayangku yang setia mengekorku dalam dosa dan kenang Dan kini kulihat Tuhan dalam batinku Pertemuan yang tak terpisahkan Tuhan dan bayang bertemu malam-malam Tuhan dan bayang adalah Kau dan aku dalam kasih-sayang Terasa aku kan berkata dan mesti berkata pada-Mu Sajak apa kan kuucapkan sedang lidah dan tanganku semakin fana? Sekali pertemuan ini dan selamanya kan bertemu tanpa akhir perpisahan karna tiada jarak antara kita (1962)

Sebelum tidur

Putarlah knop radio itu Jam sebelas tengah malam begini terlalu sayang dilewatkan hanya untuk mendengarkan berita-berita perang dari stasion-stasion pemancar luar negeri Sebelum tikar, bantal dan sarung selimut kau siapkan buat tidur di lantai yang lembab dengarkanlah barang dua menit sebuah lagu; "Aku kan datang kepadamu wahai dunia lupa dan lelap Aku masuki gelap rahasiamu malam yang panjang berabad-abad Akulah yang dulu pergi mencari arti rahasia abadi Lupakan keluh gangguan mimpi walau terluka nasib sendiri Diamlah engkau, wahai diamlah dengarlah langkahku yang datang Diamlah sejenak, diamlah lelaplah tidur, lupakan perang" (1967)