Aku selalu menunggumu
sejak dulu. Wahai sang waktu
Engkau pun berlalu tanpa setahu sadarku
Engkau pun menyeret kakiku
dan tanganku yang terlukai ragu
Di sinilah tempatnya engkau tahu
sejak dulu kutunggu selalu
setiap kesempatan
untuk bertemu berpapasan kemudian berpamitan
Walau kita lahir tanpa kencan
tapi kadang kau berikan padaku
kesan dan kenangan
penghabisan
Sudahkah tiba saatnya yang tepat
untuk pamit?
Engkau diam saja
sementara penanggalan pun sobek-sobek juga
Dan wakilmu yang setia, arloji itu
berhitung-hitung dengan angkuhnya
sejak dulu. Wahai sang waktu
Engkau pun berlalu tanpa setahu sadarku
Engkau pun menyeret kakiku
dan tanganku yang terlukai ragu
Di sinilah tempatnya engkau tahu
sejak dulu kutunggu selalu
setiap kesempatan
untuk bertemu berpapasan kemudian berpamitan
Walau kita lahir tanpa kencan
tapi kadang kau berikan padaku
kesan dan kenangan
penghabisan
Sudahkah tiba saatnya yang tepat
untuk pamit?
Engkau diam saja
sementara penanggalan pun sobek-sobek juga
Dan wakilmu yang setia, arloji itu
berhitung-hitung dengan angkuhnya
(1969)
Komentar
Posting Komentar